Pages

Selasa, 05 Januari 2016

HUBUNGAN ANTARA PANCA NIYAMA DENGAN BENCANA DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ø BANJIR


Penyebab banjir sendiri bisa terjadi karena berbagai hal baik alam maupun manusia.Dan berikut adalah hal-hal yang menyebabkan banjir di seluruh dunia termasuk Indonesia :

  • Peristiwa alam seperti Curah hujan dalam jangka waktu yang lama.
  • Terjadinya erosi tanah hingga hanya menyisakan batuan, dan tidak ada resapan air. bahkan bukan hanya banjir tapi juga tanah longsor
  • Buruknya penanganan sampah, hingga kemudian sumber saluran air tersumbat.
  • Bendungan dan saluran air rusak. Seperti yang terjadi pada bencana di situ gintung
  • Penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali.
  • Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang. Sehingga memudahkan terjadi bencana banjir
  • Kiriman atau bencana banjir bandang.
  • Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
  • Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan gedung, tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada. Contohlah kota-kota besar semacam Jakarta yang sering terjadi bencana banjir.
Bencana banjir sebenarnya dapat kita hindari, yaitu dengan menghindari hal-hal diatas. Sehingga tidak akan terjadi peristiwa seperti situ gintung ataupun bajir bandang yang sering terjadi di indonesia. seperti sebuah kata bijak “Manusia adalah bagian dari alam, jika kita menyakiti alam maka kita juga akan menyakiti manusia”.

Ø GEMPA BUMI

Setelah gempa bumi dahsyat yang terjadi Jepang pertengahan Maret lalu, tampaknya bencana ini semakin sering terjadi diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia sendiri yaitu yang terakhir terjadi di Sukabumi meski dengan skala Richter yang kecil dan tidak membahayakan serta tidak ada kerusakan pada infrastruktur bangunan yang terkena gempa.
Guncangan gempa bumi berkekuatan 5,3 Skala Richter (SR) yang berpusat di 113 Km barat daya Sukabumi berkedalaman 10 Km, Ahad (20/3) pagi, dirasakan warga Pangelangan, Kabupaten Bandung.
Meski guncangan kecil dan tidak membuat kerusakan fisik, Ecep dan warga lainnya mengaku masih trauma dengan peristiwa gempa yang terjadi pada 2 September 2009 silam. Pada Jumat (18/3) malam lalu, warga Pangalengan juga merasakan guncangan gempa berkekuatan 3,9 SR.
Gempa bumi berkekuatan 5,3 SR mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Barat bagian selatan. Gempa bumi yang berpusat di 113 Km barat daya Sukabumi dengan kedalaman 10 Km itu terjadi sekitar pukul 08.20 WIB.
Tidak dilaporkan adanya kerusakan dari kejadian gempa bumi yang terjadi itu. Meski demikian, goyangannya sempat dirasakan warga di kawasan Jabar selatan.
       Wilayah Jawa Barat merupakan jalur rawan bencana alam gempa bumi, terakhir gempa bumi berkekuatan tinggi terjadi pada 9 September 2009 yang mengakibatkan kerusakan di sejumlah daerah di Jabar Selatan.

Ø       TANAH LONGSOR


Jika kamu tinggal di negara Indonesia tentu bencana yang sering melanda adalah banjir, gempa dan kalau tidak tanah longsor. Banyak akibat dari bencana ini yang mungkin dapat mengakibatkan kehilangan tempat tinggal dan kematian.

Bintang memang sampai detik ini belum pernah mengalami bencana tanah longsor. Karena tempat tinggal bintang memang sepertinya tidak memungkinkan hal itu terjadi, kecuali jika penyebabnya adalah gempa yang suangat Hebat.
Dan berikut artikel lebih lengkap tentang  Penyebab dari tanah longsor baik di indonesia maupun dunia:
Bencana tanah longsor ini dapat terjadi jika gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan.Gaya pendorong diakibatkan oleh oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Sedangkan penyebab gaya penahan adalah kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Ini semua dimulai saat musim kering yang panjang, pada saat itu terjadi penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Akibatnya terjadi rongga-rongga dalam tanah yang kemudian disusul adanya retakan dan rekahan di dalam tanah.
Di indonesia biasanya bencana tanah longsor terjadi pada bulan november. Tahu sendirikan di bulan itu intensitas curah hujan meningkat. Melalui tanah yang merekah pada musing kering itu, air hujan akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Ditambah sudut lereng yang terjal atau mencapai sekitar 180 derajat sehingga dapat menyebabkan tanah longsor. Dan sudah barang tentu akibat paling pahit akan dialami oleh orang yang tinggal di dekatnya.
Akibat dari Tanah longsor sebenarnya bisa dihindari seperti membuat vegetasi atau tidak tinggal di tempat penyebab bencana ini dapat terjadi. Masih banyak kok tanah untuk tempat tinggal yang layak di Indonesia.

Ø    GUNUNG MELETUS



Gunung meletus kembali melanda Indonesia. Kali ini musibah alam tersebut terjadi di Gunung Soputan, Sulawesi Utara pada pukul 06.03 Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan letusan abu vulkanik setinggi 6 kilometer disertai awan panas ke arah barat. 
          Surono menjelaskan, petugas sudah memantau pergerakan Gunung Soputan sejak kemarin. Hal ini ditandai dengan keputusan menaikan status Gunung Soputan dari sebelumnya berstatus waspada menjadi siaga. "Sekitar pukul 23.00 WITA, kami menaikan status Gunung Soputan," kata dia.
          Ditambahkannya, pergerakan Gunung Soputan terus mengalami peningkatan ditandai dengan kejadian muntahan material pijar seperti kembang api atau biasa dikenal strombolian pada Minggu dini hari, sekitar pukul 00.24 WITA. 
          Puncaknya, Gunung Soputan akhirnya meletus pada pagi tadi dengan memuntahkan lava setinggi 6 kilometer. 
          Surono memastikan, kendati letusan Gunung Soputan tersebut disertai awan panas, PVMBG menganggap tidak perlu dilakukan langkah pengungsian masyarakat sekitar lokasi letusan. Alasannya, jarang antara gunung dengan pemukiman warga umumnya sangat jauh yaitu sekitar 8 kilometer. 
          Akibat letusan tersebut, Surono mengungkapkan dampak di lapangan sudah mulai terlihat seperti pohon-pohon yang bertumbangan karena terkena abu vulkanik dari letusan Gunung Soputan. 
          "Kami tidak tahu apakah letusan tadi pagi sudah menjadi puncak dari aktivitas Gunung Soputan," kata dia. 
          Di samping Gunung Soputan, PVMBG mengakui pihaknya saat ini juga terus memantau pergerakan Gunung Lokon.

0 komentar:

Posting Komentar