Halo guys, ketemu lagi sama saya di blog CampurAduk. Yahh, sekarang saya sudah masuk kuliah jadi baru sekarang deh bisa ngepost lagi hehehe... Yahh, post kali ini hanya berupa renungan aja sih. Sekali-kali ngepos renungan disini boleh dong ? Oke, untuk mempersingkat waktu, renungan saya ini berdasarkan konflik percintaan saya. Sebelumnya pada tau kan pengertian konflik itu apa ?
Konflik itu menurut saya sendiri adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidaksesuaian yang menimbulkan gejolak untuk mengubah keadaan tersebut. Misalkan Anda sedang ada di ruang rapat, lalu ada yang memberikan pendapat tapi Anda tidak sejalan dengan pendapat tersebut. Otomatis Anda akan merasakan keadaan yang tidak mengenakan, pada saat itu Anda diberi dua pilihan, pilihan pertama yaitu Anda menentang pendapat itu dan yahh mau tidak mau Anda akan berdebat dengan orang tersebut. dan pilihan kedua yaitu duduk sabar tanpa menentang keadaan.
Tanpa Anda sadari, saat Anda dihadapkan pada dua pilihan tersebut, Anda sudah mengalami konflik yang terjadi di dalam pikiran Anda. Nah, konflik yang terjadi di di dalam pikiran Anda itu saya sebut konflik batin. Oke mungkin pengetahuan dari saya cukup hehehe... Sekarang saatnya sesi curhat. Yap, masalah yang sedang saya alami itu sekarang ini termasuk ke dalam konflik batin. Namun masalah yang saya alami tidak sesederhana itu. Jadi begini ceritanya...
Masa SMA memang benar-benar masa yang paling indah untuk menikmati manis-pahitnya percintaan. Yap, saya juga merasakan hal tersebut. Cerita ini dimulai ketika saya menginjak kelas 2 SMA. Saat itu saya dan si 'C', teman baik saya sedang duduk di taman sambil mencari adik kelas yang bisa dijadikan 'pacar'. Mata saya pun berhenti mencari saat saya melihat gadis putih tinggi dengan postur tubuh yang ideal dan wajah cantiknya, lewat di depan kami berdua. "Bro, gw udeh dapet inceran gw bro..." kata saya kepada teman saya. "Yang mana ?" teman saya pun penasaran. "Itu bro." sambil menunjuk gadis cantik itu. "Yoi inceran lo bening juga bro. Yaudeh good luck aje buat lo bro..." kata teman saya. Lalu bel masuk pun berbunyi.
Saat pulang, saya langsung menghampiri gadis tadi dan mengajak untuk pulang bareng. Dengan malu-malu gadis itu pulang bersama saya. Saya pun BBM-an dengan gadis itu sehabis pulang. Seminggu berlalu dan saya dan gadis itu pun semakin dekat. Sementara si C, teman saya juga sedang pdkt dengan gadis lain. Biasa, dia pdkt dengan modus kakak-adik. Yahh, seperti kata pepatah, Banyak jalan menuju Roma. Banyak jalan untuk mendapatkan hati wanita hehehe... Minggu demi minggu, saya pun terkadang mengajak dia jalan. Tapi tiap kali jalan dengan saya, gadis itu lebih sering memegang handphonenya ketimbang ngobrol dengan saya. Saat saya bertanya sedang BBM-an dengan siapa, dia hanya bilang dengan teman. Saya menghargai privasi dia, jadi saya tidak mau menginterogasi HPnya. Semakin hari saya pun semakin bingung. Dengan siapa dia BBM-an. Saya pun bercerita kepada C, teman saya, tapi si C tidak memberikan solusi yang menurut saya bagus.
Sampai pada akhirnya, dia pun men-delete contact saya di BBM, mungkin karena risih dengan saya. Saya pun mencari tahu alasan kenapa dia seperti itu. Dan saya pun mendapatkan jawabannya, saya memergoki dia pulang bareng dengan si C, teman saya sendiri. Iya, sakit banget brooo... Pantes aja si C jarang main dengan saya jadi karena itu. Hati saya sakit, remuk. Pokoknya sedih deh bro... Jadi ini rasanya ditikung temen. Di rumah pun saya berusaha menenangkan diri. Saya bermeditasi, menenangkan pikiran. Setelah pikiran saya tenang saya mulai berpikir logis. Oke saya marah dengan teman saya, oke saya juga marah dengan gadis itu, oke saya juga sayang dengan gadis itu, oke si C itu teman saya yang sudah sangat sering membantu saya. Segala hal pun masuk ke pikiran saya hingga saya dihadapkan pada dua pilihan.
Opsi pertama, saya mengikuti amarah saya, saya menghajar si C besok saat di sekolah, dan rasa lega pun saya dapatkan. Lalu opsi kedua yaitu saya cari gadis lain, biarkan mereka bahagia. Yap, beruntung pikiran saya sudah agak tenang, saya pun mengambil opsi kedua. Saat di sekolah keesokan harinya saya dan si C pun seolah-olah tidak kenal. Sekarang ini menurut saya, si C dan gadis yang pernah saya sayangi itu sudah bukan urusan saya lagi.
Berbulan-bulan kemudian, si C pun menghampiri saya sambil meminta maaf. Dia menyesal telah merebut gebetan saya. Saya pun berkata, "Yaudeh lupain aje bro. Cewe ga cuma 1 di dunia ini" Kami pun makan pancong untuk merayakan kebersamaan kami lagi. Lalu bagaimana dengan gadis yang pernah saya sayang ? Yaa sampai sekarang, sampai detik ini juga, menurut kabar yang saya dapat, dia masih menjalin kasih dengan si C, sahabat saya itu. Ya sudahlah di Gunadarma juga banyak kok gadis-gadis yang cantik hehehehe...
Saya rasa cukup segitu aja curhatnya, oiya sebagai bahan renungan aja nih hati-hati kalo punya gebetan cakep, kalo kelamaan ga ditembak-tembak, ditikung temen baru tau rasa lohhh hehehehe...
Souce : Based on my true story
Sialan...senasip dah :'v
BalasHapusSakitnya itu loh... T^T